Suaka Peninggalan Sejarah Dan Purbakala Makam Godog Garut
Ada sebuah makam di
Kabupaten Garut yang dijadkan tenpat wisata dan banyak dikunjungi oleh para
pengunjung. Makam tersebut adalah Makam Godog, Terletak di Desa Lebak Agung
Kecamatan Karangpawitan. Makam Godog yang disebut-sebut sebagai makam Prabu
Kiansantang ini kerap di kunjungi para peziarah dari bebrapa daerah termasuk
peziarah dari luar Garut, seperti Bogor Bandung bahkan dari luar pulau Jawa
sekalipun juga ada.
Berjalan
Sambil Menghitung Tangga Ternya Mengasyikan
Minggu 04 Okteber 2012
setelah ikut seserahan mengantar teman
saya yang menikah di kawasan Karangpawitan saya menyempatkan diri untuk
berkunjung dan berjiarah ke Makam Godog. Perjalanan ke Makam Godog tidak
terlalu jauh hanya menenpuh empat kilometer
dari jalan raya Suci
Karangpawitan dengan waktu tempuh lima belas menit dengan menggunakan kendraan bermotor. Setelah melewati beberapa
tanjakan dan tikungan saya tiba, saya parkirkan motor saya di sebuah tempat
parkir yang sudah disedikan. Lumayan cukup luas halaman parkirnya dan diahiasi
beberapa deretan warung yang berjajar mengelilinginya.
Makam Godog ternyata masih jauh, dan sedikit tips apabila
mau parkir kendaraan saya sarankan di tempat parkir kendaraan yang kedua dekat
tangga pertama menuju Makam Godog supaya jalan kakinya tidak terlalu jauh.
Petualangan pertama
saya mulai dengan berjalan kaki menaiki satu persatu anak tangga sejauh
500 meter. Ada tiga buah tangga untuk
dilewati menuju Makam Godog, masing-masing mempunyai jumlah yang berbeda-beda.
Tangga yang pertama ada sekitar 72 anak tangga sekaligus anak tangga yang
paling banyak. Di kiri kanan tangga terdapat rumah-rumah warga sekitar, dan saya
kaget juga melihat beberapa nenek-nenek yang duduk-duduk di pinggiran mengemis dan berharap diberi uang sedekah dari
pengunjung.
Pohon
Beringin Menambah Kesan Menyeramkan
Setelah melewati 72
anak tangga tiba lah saya di gapura puntu gerbang Makam Godog. Ada beberapa
peraturan sebelum memasuki kawasan Makam Godog ini salah satu nya yaitu tidak
boleh merusak dan mongotori
tempat-tempat di Makam godog. Setelah memasuki gapura, saya disambut
dengan beberapa pohon beringin yang tinggi besar penuh lumut berbaris mengapit
jalan menuju Makam Godog dengan sebagiaan akarnya muncul kepermukaan tanah.
Terhitung oleh saya kurang lebiha ada sekitar 20-han pohon beringin yang ada di
Makam Godog. Hal ini membuat sejuk badan yang keringatan menambah kesan damai
sekaligus menambah nuansa seram juga he he. Tapi tidak begitu seram karena
setiap harinya banyak pengunjung yang berkunjung ke Makam Godog ini, tapi tetep
aja merinding he he. Selain pohon beringin ada juga beberapa rumah warga,
warung dan mesjid di kanan kiri jalan.
Gapura, Gerbang Menuju Makam Godog |
Melihat sekeliling,
atas bawah kiri kanan semua saya perhatikan dan kini tiba saatnya saya melewati
tangga yang ke dua. Yang kedua ini anaka tangganya ada 31 buah, meskipun
sedikit tetep aja kaki ini pegel karena jalan menuju Makam Godog menanjak hehe
mengeluh. Beberapa langkah kemudian sebuah tangga menghadang, dan ini adalah
tangga ketiga dan merupakan tangga terakhir yang harus saya lewati untuk menuju
Makam Godog. Anak tanggya sedikit juga kurang lebih ada 26 anak tangga. Tiga
tangga telah berhasil saya lewati dan akhirnya sampai juga di Makam Godog.
Ada
Pedagang Jamu-Jamu Di Makam Godog
Kamera digital saya
lowbet jadi saya tidak bisa jeprat-jepret lebih banyak tapi saya puas juga
dengan kunjungan saya di Makam Godog. Setelah mengexplorasi semua tempat dan bangunan
di Makam Godog saya beristirahat di
sebuah mushola dan terlihat ada seorang bapak-bapak pedagang sedang duduk di
halaman teras mushola. Salah seorang pedagang asal jawa tengah yang biasa
berjualan di Makam Godog. Pedagang yang sudah menginjak kepala lima ini bernama
Parman, sudah lama sekali ia jualan jamu-jamu di Makam Godog “Kira-kira
sudah Hampir 12 tahun” katanya. Bapak Paraman yang tinggal dekat
Bunderan Suci tersebut setiap harinya menggunakan motor untuk bisa sampai di
Makam Godog. “Itu dia motornya” kata
Pak Parman menunjukan motornya. Motor bebek yang lumayan cukup bagus untuk
seorang penjual jamu-jamu. Penghasilannya tidak menentu tergantung dari banyak
pengunjungnya juga. “Paling sedikit Cuma
mengantongi Rp. 30.000” Pak Parman menjawab singkat. “Saya mulai berjualan dari jam sepuluh sampai jam tiga sore”
Tambahnya.
Dari bapak Parman pula
saya mendapatkan beberapa informasi mengenai Makam Godog. Sambil membeli dan
menikmati jamu buatan Pak Parman saya diajak untuk mengetahui lebih banyak tentang Makam Godog ini. Dan ini dia sedikit
informasi yang saya dapatkan.
Sejarah
Dibalik Makam Godog
Sunan Godog dikenal
sebagai Prabu Kiansantang yang hidup pada abad ke 15 masehi. Dahulunya Parbu
Kiansantang (Sunan Rahmat, red) merupakan putra dari Prabu Siliwangi yang
terkenal akan kesaktiannya dan termasuk
salah satu penyebar ajaran agama Islam di Garut. Setelah menyebarkan agama Islam
di berbagi daerah, Sunan Rahmat kembali ke Godog dan menetap di sana sampai
akhir hayatnya. Makam Godog inilah yang
disebut-sebut sebagai makam dari Prabu Kiansantang yang kemudian di keramatkan
oleh masyarakat sekitar.
Makam Godog merupakan
makam yang bayak dikunjungi para pejiarah dan merupakan salah satu objek wisata
di Kabupaten Garut. Yang menarik dari Makam Godog adalah ada beberapa pusaka
peninggalan masa lalu yang dirawat dengan baik seperti, golok, keris dan yang
lainnya. Barang-barang pusaka tersebut setiap tahunnya di cuci dan dimandikan dengan
air bunga-bungan dan di gosok dengan minyak wangi supaya tidak berkarat. Namun
pada saat itu saya tidak sempat melihat barang-barang pusaka tersebut.
Pengunjung akan lebih
banyak yaitu pada bulan-bulan tertentu seperti bulan Mulud. Karena biasanya
pada bulan Mulud adalah bulan dimana diadaknnya upacara adat Ngalungsur atau Panjang Jimat yang merupakan atraksi ritual di Makam Godog. Pada
bulan Mulud pula benda-benda pusaka dimandikan.
Terdapat tujuh buah
makam yang terdiri dari makam Kiai Santang yang terdapat ruang utama, makam
tersebut diantaranya: Makam Sembah Dalem Sarepeun Suci, Makam Sembah Dalem
Serepeun Agung, Makam Sembah Dalem Sarepeun Kholipah Agung, dan Santuwaan
Marjaya Suci yang semuanya berada pada ruangan tertutup dengan ruangan berbeda
dengan Makam Kiai Santang. Kemudia disebelah luar terdapat Makam Syekh Dora dan
Makam Sembah Pager Jaya yang merupakan penjaga pertama Makam Godog dan
keturunannya merupakan juru kunci atau kuncen makam tersebut.
Gerimis hujan yang
tiba-tiba datang menghentikan cerita dari Pak Parman. Saya dan Pak parman
akhirnya pulang bareng dan berpisah di jalan raya Karangpawitan. “Kapan-kapan
mampir lagi ke Makam” katanya lalu pergi. Terimaksaih buat Pak Parman yang
telah meberikan banyak informasi tentang Makam Godog. “semoga jualan jamu-jamunya tambah laris Pak”. Teriaku
Itulah cerita
petualanga saya di Makam Godog Gaut. Sampai ketemu lagi di cerita petualngan berikutnya
dan saya tungu cerita petualang sobat adventure di Garut.
Post a Comment for "Suaka Peninggalan Sejarah Dan Purbakala Makam Godog Garut"